Suatu petunjuk baru mengenai
darimana sinar kosmis, partikel energi-tinggi misterus yang membombardir Bumi,
berasal telah diungkapkan oleh observatorium sinar X Chandra milik NASA. Suatu
citra yang sangat detail dari sisa sebuah bintang yang meledak telah memberikan
pencerahan bagi para astronom mengenai pembentukan sinar kosmis.
Untuk pertama kalinya, para astronom
berhasil memetakan tingkat akselerasi elektron sinar kosmis yang berasal dari
sisa sebuah supernova. Peta tersebut dibuat berdasarkan citra dari Cassiopeia
A, sisa dari ledakan yang menandai akhir riwayat sebuah bintang masif, 325
tahun lalu, yang juga dikenal sebagai supernova paling muda di galaksi
Bimasakti. Peta itu menunjukkan bahwa elektron berakselerasi mendekati
tingkatan maksimum secara teoritis. Penemuan ini menyediakan bukti kuat bahwa
sisa sebuah supernova merupakan lokasi kunci dari partikel bermuatan berenergi
tinggi.
Sebagaimana terlihat pada gambar
diatas, bagian berwarna biru di gambar tersebut menandai tempat dimana
akselerasi terjadi dalam suatu gelombang kejut yang menyebar akibat ledakan
supernova. Bagian berwarna merah dan hijau adalah material yang tersisa dari
bintang yang meledak yang memanas hingga jutaan derajat.
“Teori yang dianut sejak tahun
1960-an menyatakan bahwa sinar kosmis seharusnya muncul dari kekacauan medan
magnet pada gelombang kejut, namun disini kita dapat mengamati secara langsung
bagaimana hal ini terjadi,” jelas Michael Stage dari University of
Massachussets, Amherst. “Menjelaskan darimana asal sinar kosmis dapat membantu
untuk memahami fenomena misterius lainnya dalam semesta energi-tinggi”.
Dalam analisis terhadap sejumlah
besar data, tim peneliti berhasil memisahkan sinar X yang muncul dari elektron
yang berakselerasi yang berasal dari sisa-sisa sebuah bintang yang memanas.
Data yang didapat menunjukkan bahwa sebagian dari elektron telah berakselerasi
dalam tingkatan maksimum yang diprediksi oleh teori. Sinar kosmis tersusun atas
elektron, proton, dan ion, dimana hanya pendar dari elektron yang dapat
dideteksi dalam bentuk sinar X. Proton dan ion, yang merupakan bagian terbesar
dari sinar kosmis diperkirakan memiliki sifat yang sama dengan elektron.
Penemuan ini tidak hanya dapat membantu kita
memahami bagaimana sinar kosmis berakselerasi, tapi juga bagaimana sisa-sisa
supernova berevolusi. Seiring dengan meningkatnya sinar kosmis dibelakang
gelombang kejut, medan magnet dibelakangnya berubah mengikuti sifat gelombang
kejut itu sendiri. Dengan meneliti kondisi pada gelombang kejut, para astronom
dapat menelusuri perubahan yang terjadi pada sisa supernova seiring berjalannya
waktu, dan memberi pemahaman yang lebih baik mengenai ledakan supernova itu
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar